RADARSEMARANG.ID, Pandemi Covid-19 telah mengubah pembelajaran tatap muka menjadi daring. Kondisi ini membuat guru dan siswa mengeluarkan ide-ide kreatif dalam menyikapi pembelajaran. Guru dituntut menggunakan media. Penggunaan teknologi informasi oleh guru harus dikuasai. Seperti Powerpoint, video, media social seperti Whatsaap, telegram, dan jenis video conference seperti googlemeet, zoom dan sejenisnya. Siswa juga demikian karena harus memahami materi pembelajaran dan tidak ada tatap muka.
Sebagai cabang ilmu sains yang pengembangan dan penerapan ilmunya memerlukan hasil kerja eksperimen dengan standar tertentu, pembelajaran kimia tidak dapat dilakukan hanya dengan pemberian materi secara teoritis (Faika & Side, 2011).. Penilaian dalam mata pelajaran kimia meliputi kognitif, psikomotor dan afektif. Penilaian psikomotor yang biasa dilakukan dalam pembelajaran tatap muka praktikum di laboratorium atau proyek. Pembelajaran tatap muka tidak memungkinkan hal tersebut dilakukan.
Pembelajaran praktikum kimia jarak jauh akibat pandemi memberikan kesenjangan yang cukup besar dengan aktivitas pembelajaran yang seharusnya dilakukan pada keadaan normal. Pembatasan aktivitas di ruang publik dalam skala besar tidak memungkinkan untuk datang dan melakukan praktikum di laboratorium. Di sisi lain, praktikum kimia yang melibatkan penggunaan alat dan bahan kimia dengan tingkat keamaan tertentu tidak disarankan untuk dilakukan di tempat lain (selain laboratorium kimia). Termasuk di rumah saat siswa menjalani aktivitas belajar dari rumah.
Hilangnya kegiatan praktikum di laboratorium seperti seharusnya ini memberikan dampak signifikan pada menurunnya pengalaman siswa dalam melakukan tahapan eksperimen dan penelitian kimia serta keterampilan menggunakan berbagai peralatan gelas dan instrumen di laboratorium (Ni Luh Putu Ananda Saraswati1, I Nengah Eka Mertayasa2,2020)
Sebagai guru MAN 2 semarang dalam menyikapi kondisi pandemi ini, pembelajaran praktikum menggunakan sistem ATM (amati, terapkan dan modifikasi). Praktikum dilakukan secara berkelompok dengan anggota kelompok rumah terdekat dan satu kelompok maksimal 3 orang. Guru membuat lembar kerja siswa dari materi yang akan dipraktikkan dan memberikan link video sebagai contoh bagaimana praktikum harus dilakukan.
Siswa melihat video kemudian mengamati, dilanjutkan menerapkan pada bahan-bahan yang ada di sekitarnya dan memodifikasi sesuai kondisi. Pelaporan dari praktikum ini adalah video mulai dari persiapan, pelaksanaan dan kesimpulan, dengan narasi sesuai yang dikerjakan siswa.
Praktikum dengan metode ini diterapkan di kelas X MIPA pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. Siswa merangkai alat uji elektrolit sederhana dengan sumber arus batu baterai. Larutan yang diuji hantar listriknya adalah larutan yang ada di sekitar kita. Seperti larutan garam, cuka, alkohol, beberapa jenis minuman isotonik. Guru membatasi minimal 5 jenis larutan yang akan diuji.
Praktikum ini juga dilakukan di kelas XII MIPA pada materi redoks, sub bab sel volta. Yaitu membuat baterai dengan buah-buahan. Video rujukan yang dipakai dengan buah jeruk nipis, dan setiap kelompok membuat baterai dengan buah selain jeruk nipis.
Bahan-bahan yang digunakan adalah buah jeruk nipis, lampu led, uang koin 500 kuning, selotip, cutter, kabel. Siswa berkreasi menggunakan buah berair selain jeruk nipis, seperti tomat, blimbing wuluh, blimbing, semangka. Begitu juga elektrode yang digunakan diganti dengan batang logam seperti seng, paku.
Siswa yang belum memahami LKS dengan bantuan video menjadi ada gambaran. Selain itu awalnya siswa takut mencoba dengan bahan-bahan lain yang tidak disebutkan dalam LKS, setelah konsultasi dengan guru, ingin mencoba dengan hal-hal yang lain.
Pelaporan praktikum selain dalam bentuk video juga laporan tertulis. Output dari praktikum ini berupa video dan laporan tertulis yang diupload di e-learning madrasah. Dengan praktikum seperti ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali lebih dalam, memberikan wawasan lebih luas pada materi yang dipraktikkan. Sehingga pembelajaran lebih bermakna meskipun dilakukan dengan tanpa tatap muka.
Setelah pelaksanaan praktikum ini guru mengevaluasi, bagaimana tanggapan siswa dengan praktikum yang menggunakan rujukan video kemudian diamati, diterapkan dan dimodifikaksi (ATM) ini. Hasilnya sebagian besar siswa menjawab menyenangkan dan lebih memahami materi yang dipraktikan dan ada makna yang lebih dalam dengan pengalaman itu. (ss1/lis)
Laela Wihdatul Arifah, S.Pd.